TEMPO Interaktif, Jakarta, 7-11-2001: Sekitar seribu orang petani mendatangi gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (7/11). Mereka menuntut Panitia Ad Hoc II (PAH II), khususnya Komisi C1 yang membahas Rancangan Ketetapan MPR tentang Pembaharuan Agraria dan Sumber Daya Alam, agar memihak pada petani. Mereka datang dari empat organisasi, yakni Serikat Petani Pasundan (SPP), Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), Aliansi Petani Indonesia (API), dan Federasi Serikat Petani Indonesia (FSPI).
Dalam pernyataan sikapnya yang dibacakan oleh perwakilan dari Serikat Pertani Pasundan (SPP), para pendemo menuntut tiga hal. Pertama, DPR segera melakukan tindakan nyata dengan mencabut seluruh undang-undang dan peraturan yang selama ini merugikan petani. Kedua, Presiden RI melakukan tindakan nyata untuk mengembalikan lahan-lahan yang telah dirampas oleh pemerintah dan perusahaan-perusahaan perkebunan sekurang-kurangnya satu tahun sejak ditentukannya ketetapan MPR
Ketiga, Presiden RI menghentikan izin-izin pengelolaan sumber daya alam yang pernah diterbitkan di atas lahan-lahan dan sumber daya alam milik rakyat selambat-lambatnya enam bulan sejak ditetapkannya ketetapan MPR.
Kedatangan mereka disambut oleh enam orang anggota PAH II MPR Komisi C1, seperti Sabam Sirait, Permadi, Tumbu Saraswati (PDIP), Rambe Kamaruzaman (Golkar), Aisyah Amini (PPP), dan Komariah. Aisyah Amini dalam orasinya berjanji akan meneruskan tuntutan para petani itu dalam pembahasan rantap pembaharuan agraria lebih lanjut. “Kami juga akan meminta DPR dan pemerintah untuk meneruskannya,” kata Aisyah.
Ketika Aisyah masih berbicara, tiba-tiba seorang petani maju ke depan dan berteriak, “Bapak-bapak harus memperhatikan kami yang menderita. Bapak-bapak punya jas dan sepatu, kami tidak. Bapak-bapak sudah belajar P4,” teriaknya. Sabam Sirait spontan menyeletuk menanggapi teriakan petani tadi dengan mengatakan, “Enggak, enggak saya enggak ikut P4,” katanya dengan derai tawa.
Kepada wartawan, Aisya kembali menekankan bahwa komisinya akan memfokuskan pembahasan Rantap MPR Pembaharuan Agraria pada kerusakan lingkungan yang sudah parah. Juga soal tumpang tindihnya pengelolaan petanian dan kehutanan. Nantinya, Aisyah melanjutkan, rantap tersebut akan berjudul Pembaruan Agraria dan Sumber Daya Alam yang Adil Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan.
Menanggapi tuntutan pengembalian lahan selambat-lambatnya satu tahun, Aisyah mengatakan pihaknya akan membahas hal itu secara mendalam dan tidak akan gegabah memberikan tenggat satu tahun. “Karena ini akan tambah runyam lagi jika terlalu cepat dan gegabah,” ujar politisi PPP yang memakai kerudung merah jambu ini.
Kemudian, aksi ini membubarkan diri begitu rombongan pendemo dari Solidaritas Pekerja Nasional Unit Pensiunan Bank Bumi Daya datang berdemo. (bagja hidayat)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar