06 Maret 2009

SRI dan Pupuk Organik Tingkatkan Hasil Padi

Borneo Tribune, Ditulis oleh Iwan Siswanto
Senin, 23 Februari 2009

Pola tanam padi dengan System Rice of Intensification (SRI) milik Kelompok Tani Sinar Pagi di Desa Telaga I, Kecamatan Binjai Hulu, dipanen Bupati Sintang, Milton Crosby, Sabtu (21/2). Dari lahan sawah seluas 50 hektar yang penanamannya dilakukan dalam waktu 115 hari, menghasilkan padi sebanyak 6,8 per hektar.

Sebagai bentuk penghargaan dan bukti janjinya, menyerahkan bantuan kepada kelompok tani, berupa satu unit traktor tangan, usai panen dilakukan. Sebelumnya, saat acara panen serupa dilakukan di tempat yang sama, pada 4 Nopember 2008, bupati berjanji akan memberikan bantuan satu unit traktor tangan kepada Kelompok Tani Sinar Pagi, jika hasil panen padi bisa mencapai diatas 6 ton per hektar.

Heri Purnomo, Ketua Kelompok Tani Sinar Pagi, mengungkapkan bahwa sawah yang mereka miliki seluas 50 hektar. Dari puluhan hektar itu, sebagian diantaranya telah menggunakan sistem SRI, dan sebagian lainnya belum. Kelompok tani tersebut juga sudah memiliki tempat khusus, pengolahan pupuk organik.

Dengan hasil panen 6,8 ton per hektar dari varietas lambur, seperti yang sudah diperoleh hari itu, maka hasil panen sudah jauh lebih baik. Sebelum menggunakan sistem SRI, hasil panen sekitar 4 ton per hektar.

"Hasil ini akan terus kita tingkatkan," ujar pria yang juga menjadi tenaga penyuluh di Binjai Hulu ini, didampingi para petani.

Heri berkata, ada beberapa keunggulan dari sistem SRI yang mereka terapkan. Misalnya, untuk menanam satu hektar sawah, petani hanya memerlukan 5 kilogram bibit padi. Jika menggunakan sistem konvensional, petani memerlukan sekitar 25 kilogram bibit padi.

Kepala Seksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Peternakan dan Perikanan, Madiran menjelaskan, sistem SRI hanya sedikit memerlukan air, tetapi tingkat produktivitasnya sangat tinggi. Dibandingkan sistem konvensional yang memerlukan banyak air, tetapi hasilnya sedikit. Dengan waktu tanam 115 hari, petani bisa melakukan dua kali panen dalam setahun.

Dia menjelaskan, di Desa Telaga Satu, dari total 50 hektar sawah, 23 hektar diantaranya sudah menggunakan sistem SRI. Sisanya masih konvensional. "Karena sistem SRI ini lebih baik, maka kami akan mengirim sekitar 20 orang yang merupakan petani dan petugas, untuk mendalami sistem SRI ke Sukabumi," kata Madiran.

Milton Crosby pada kesempatan itu, mengajak semua pihak terus mengejar target nasional. Dimana, seluruh kabupaten/kota di Indonesia diharuskan meningkatkan produksi padi sekitar 5 persen. "Kita akan capai target itu sekitar bulan Juli 2009 mendatang," katanya.

Bupati juga mengajak petani, paling tidak sekitar 6 jam dalam sehari, bekerja di sawahnya. Daerah yang belum memiliki sawah, akan didorong membuat percetakan sawah baru. Daerah yang sudah ada, akan dioptimalkan hasil produksi padinya.

Pelatihan pembuatan pupuk organik, juga akan terus dilakukan. Alasannya, pupuk organik ramah lingkungan. Mudah membuatnya. Bahannya mudah diperoleh. Hasil pertanian akan berlipat ganda.

Seusai acara, dengan didampingi Arbudin, Ignatius Juan, Senen Maryono, Marcus Gatot Budi P, Turmuji Hasma, Florentinus Anom, Indra Caya, S.Sos dan AM. Hermanto, SH, bupati menyerahkan bantuan satu unit traktor tangan, dan bantuan cangkul.

Bupati juga berkesempatan menyerahkan penghargaan kepada para petani yang sudah berupaya bekerja, dan meningkatkan hasil produksi padinya. (Ade - Syukur Saleh Infokom).