26 Maret 2008

Petani Mogok, Argentina Dilanda Krisis Pangan

Rabu, 26 Maret 2008

BUENOS AIRES--MI: Protes selama dua minggu para petani Argentina akibat pajak baru, mulai menimbulkan kekurangan makanan, menambah tekanan bagi Presiden Cristina Fernandez agar menuntaskan konflik terbesar yang ia hadapi sejak berkuasa Desember.

Perdagangan di pasar biji-bijian dan ternak terbesar negara itu telah terhenti sejak mulainya pemogokan pada 13 Maret dan mengurangi pasokan daging dan sejumlah produk susu di toko-toko makanan.

Para petani memblokir jalan-jalan dengan traktor dan pengiriman biji-bijian sama sekali lumpuh selama protes. Argentina adalah salah satu pemasok utama dunia untuk kedelai, jagung, gandum dan daging sapi.

Para pemimpin pemogokan mengatakan protes akan berlanjut sampai pemerintah membatalkan rezim pajak ekspor baru, yang telah memberlakukan skala penurunan bea dan kenaikan besar pungutan atas kedelai dan penjualan bunga matahari.

Menteri Kehakiman Anibal Fernandez mengatakan kepada radio setempat pemerintah mau berunding namun tak membiarkan para petani berceloteh bagaimana seharusnya semuanya dikerjakan.

Para menteri pernah mengatakan pemogokan itu harus dibatalkan sebelum pembicaraan dapat dimulai.

Itu merupakan konflik terbesar yang pernah dihadapi Fernandez sejak berkuasa Desember dan menandai pemburukan hubungan yang tegang dengan petani, yang mengecam langkah-langkah anti inflasi seperti dalam larangan ekspor dan kendali harga.

Para pemimpin diperkirakan akan bertemu Selasa untuk memutuskan apakah akan melanjutkan protes mereka, yang telah mempengaruhi pengiriman biji-bijian.

"Pada saat ini, mayoritas (para eksportir biji-bijian) tidak beroperasi. Karena kami sama sekali tidak memiliki ternak, biji-bijian, minyak dan makanan," kata Alberto Rodriguez, direktur Pusat Ekspor Sereal (CEC) dan kelompok produsen minyak sayur CIARA.

Sejumlah eksportir mendeklarasikan force majeure akhir pekan lalu dikarenakan pemogokan tersebut, mengalihkan pengiriman kedelai ke Amerika Serikat, kata para pedagang AS.

Frustasi

Kelompok konsumen dan peritel mengatakan laporan kekosongan persediaan di supermarket dan toko grosir semakin meningkat saat protes berlanjut.

"Pada umumnya, barang-barang yang berkurang adalah daging sapi dan sejumlah produk susu," kata FABA, sebuah federasi yang menaungi toko-toko grosir kecil di seluruh negeri.

Protes di Argentina juga telah melemahkan nilai mata uang peso dikarenakan berkurangnya arus masuk dolar dari para eksportir pertanian.

Tetapi pemblokiran jalan telah menjadi aspek yang paling nampak dari protes tersebut. Di sejumlah wilayah, para pengemudi truk yang frustrasi mulai membersihkan sendiri barikade jalan bebas hambatan.

Para demonstran telah membolehkan truk lewat sepanjang mereka tidak membawa hasil-hasil pertanian.

Para petani di rintangan jalan membagikan pamplet, mengatakan pajak ekspor pemerintah yang besar mengambil (uang) dari komunitas desa kita, dari para pemilik toko kita dan industri kita. Dengan uang ini bisa ada lebih banyak investasi lagi, lebih banyak lapangan kerja dan masa depan yang lebih baik untuk setiap orang.

Para pejabat pemerintah telah mengeluarkan sinyal mencoba mengakhiri krisis dengan mengumumkan kesepakatan batas-harga atas pupuk dan usulan untuk membentuk sebuah badan khusus guna mengatasi masalah-masalah yang dihadapi oleh para petani kecil.

Namun sejauh ini, hal itu belumlah cukup bagi para petani, yang mengatakan kenaikan pajak ekspor hanyalah yang terakhir dalam serangkaian kebijakan pemerintah yang akan berakhir dengan mengurangi output pertanian.

Pemerintah menggunakan pungutan atas ekspor biji-bijian untuk memperbesar pendapatan negara pada saat harga komoditas tak biasanya tinggi, dan mengekang inflasi tinggi lokal, khususnya jenis makanan dasar. (Rtr/Ant/OL-06)

Tidak ada komentar: