Oleh: Sukron Abdilah
22-Mar-2008 - KabarIndonesia - Saya lahir di Garut. Daerah ini menjadi awal bagi saya untuk menghirup udara kehidupan. Tapi, pemberitaan yang menyatakan bahwa Kabupaten Garut merupakan daerah tertinggal di Jawa Barat, membuat saya tertegun. Mengapa? Sebab, daerah yang pernah dikunjungi oleh artis Hollywood tahun 20-an, Charlie Chaplin dan Ratu Belanda ini, tak seperti sebutan banyak orang: "Swiss van Java". Tepat kalau disebut "Somalia van Java", karena pertumbuhan ekonomi daerah tertinggal di Indonesia baru sebatas 3-5 persen. Termasuk daerah Garut, tempat lahir saya.
Berbeda dengan daerah kota yang maju, pertumbuhan ekonominya sekitar 6-8 persen pertahun. Bukankah ini merupakan bentuk dari kesenjangan? Dan, Kabupaten Garut untuk tahun ini termasuk ke dalam 40 daerah tertinggal yang akan mengalami percepatan dari pemerintah. Alhamdulillah, semoga saja sepeninggal kepemimpinan Agus Supriadi,Kabupaten Garut bisa menaikkan harkat dan martabatnya.
Setelah saya membaca berita di H.U.Pikiran Rakyat, yang menyebutkan bahwa dari 32.000 desa di Indonesia, sekitar 10.000 desa di antaranya 3-5 tahun ke depan belum bisa teraliri listrik. Di Garut Selatan, dengan kecerdasan masyarakat perkampungan, ada yang membuat turbin pembangkit tenaga listrik swadaya. Jadi, sebetulnya urang Garut adalah manusia Indonesia yang potensial sekali melahirkan generasi yang tercerahkan. Lantas, kenapa urutannya di daerah Jabar menginjak posisi terakhir sebagai daerah tertinggal?
Padahal, alam dan masyarakat Garut sangat mendukung untuk terciptanya daerah yang maju dan berkeadilan. Bukan menjadi daerah yang tertinggal seperti yang sedang disandang saat ini.
Tah, kumaha atuh ka urang Garut anu di kota. Dalam memajukan daerah kelahirannya. Jangan seperti gegeden-gegeden yang sekarang menjabat sebagai orang terpenting di pemerintahan, tapi melupakan kulitnya (Kabupaten Garut). Di dalam pemilihan kepala daerah nanti, urang Garut mesti pikir rangkepeun memilih calon Bupati. Biar kabupaten Garut tidak rusak dan bangkrut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar