KARAWANG--MI: Para petani di Kabupaten Karawang Jawa Barat diingatkan pada musim hujan seperti saat ini, para tengkulak bisa mempermainkan harga gabah menjadi lebih murah karena kebanyakan petani enggan menjemur gabah.
"Kondisi itulah yang dimanfaatkan tengkulak, untuk menekan harga," kata Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Karawang Didy Sarbini di Karawang, Jawa Barat, Jumat (7/3).
Meski harga gabah kering panen (GKP) di Kabupaten Karawang mencapai Rp2.200- Rp2.400 per kilogram, tambahnya, tapi harga itu itu bisa menurun drastis akibat permainan para tengkulak.
Ia menjelaskan, setelah melakukan panen, baik pada musim hujan maupun kemarau, mayoritas petani di Karawang biasanya malas untuk menjemur gabah hasil panennya itu.
Saat itulah, masuk tengkulak menawarkan harga yang minim untuk memperoleh padi, kepada para petani. "Alasan penawaran harga padi yang murah itu, karena padi yang dibeli tersebut masih dalam keadaan basah, atau belum dijemur," katanya.
Dikatakannya, rata-rata padi yang masih basah itu bisa diperoleh tengkulak dengan harga Rp1.900- Rp2.000/kg. "Sebenarnya, padi yang basah atau yang belum dijemur itu tidak mempengaruhi kualitas. Hal itu, hanya mengurangi tugas petani untuk menjemur padi terlebih dahulu saja," katanya.
Didy mengaku selama 2008 lahan areal persawahan yang ditanami padi, sayuran, kangkung, kacang panjang, palawija, dan komoditas lainnya mencapai 94.311 hektar yang mana untuk areal persawahan padi seluas 93.829 hektare.
Dengan demikian, menurut dia, walaupun Karawang sempat dilanda banjir yang mengakibatkan ribuan areal hektare persawahan tergenang air hingga mengakibatkan puso, tapi produksi pangan tingkat nasional dan Jawa Barat tidak akan terganggu.
"Untuk stok pangan nasional dan Jabar, Insyaallah tidak akan terganggu. Hanya saja, terjadi pembengkakan anggaran produksi," katanya. (Ant/OL-03)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar