PURWOKERTO--MI, 8/3/2008: Perajin gula merah di Banyumas, Jawa Tengah menjerit akibat merosotnya harga gula yang kini hanya Rp2.800 per kilogram. Padahal sebelumnya harga gula kelapa masih relatif tinggi yakni Rp5.000 per kg sehingga masih bisa ada pendapatan yang diperoleh.
Salah seorang perajin gula merah Wartem, 54, warga Jurangbahas, Kecamatan Lumbir, Banyumas mengungkapkan, penurunan harga gula kelapa terjadi sejak sebulan belakangan. Sekarang ini, katanya, sudah hampir 50 turunnya dari harga sebelumnya.
"Harga memang semakin merosot, padahal harga kebutuhan pokok lainnya semakin naik. Saya juga tidak tahu kenapa jadi seperti ini," jelasnya, Sabtu (8/3).
Sedangkan perajin lainnya, Rodiyah, 49, warga Desa Pageraji, Kecamatan Cilongok mengungkapkan dengan merosotnya harga gula merah tersebut, jelas sangat memukul perajin. Sebab, antara harga jual dengan ongkos produksinya tidak seimbang.
"Dengan harga seperti itu, keuntungan hampir tidak ada, bahkan kita rugi kalau tenaganya kita hitung," katanya.
Saat ini, katanya, dirinya hanya menghasilkan 5 kg-8 kg. Dengan hasil sebanyak itu hanya memperoleh pendapatan kotor sekitar Rp5 ribu.
"Perhitungan itu belum termasuk tenaga. Kalau dihitung tenaga, tentu sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. Ya, kita bertahan karena tidak ada pekerjaan lainnya," ujar dia.
Sementara itu, pedagang besar gula di Kecamatan Cilongok, Musbikhun, mengungkapkan penurunan harga gula merah diakibatkan karena produksi di tingkat petani tengah melimpah. Namun demikian, pihaknya memperkirakan dalam waktu dekat harga kembali normal.
"Saat ini sedang peralihan harga. Jadi dimungkinkan harga bisa naik lagi," ujarnya. (LD/OL-03)
Penulis: Liliek Dharmawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar