09 Juni 2009

PERTANIAN: Kurang Pupuk, Bobot Panen Padi Berkurang

Kamis, 7 Mei 2009

SRAGI (Lampost)
: Para petani di Kecamatan Sragi, Lampung Selatan, mulai panen. Sayangnya, bobot padi yang dihasilkan pada panen tahun ini berkurang dibandingkan pada tahun lalu. Hal ini disebabkan pada masa tanam sebelumnya, petani kesulitan memperoleh pupuk sehingga berdampak kepada hasil panen padi kali ini.

Dadang (38), seorang petani di Sragi, mengatakan berat gabah yang dihasilkan pada panen kali ini menjadi berkurang dibandingkan pada hasil panen pada 2008 lalu.

"Kalau dilihat dari pertumbuhan batang padinya cukup bagus daripada tahun lalu. Namun, setelah kita lihat hasil gabahnya merosot dan tidak berbobot. Kemungkinan, bobot padi menjadi berkurang karena pada musim tanam yang lalu kami kesulitan untuk mendapatkan pupuk," kata Dadang, saat ditemui di areal persawahan miliknya, Selasa (5-5).

Sementara Sutris (32) juga mengatakan hal yang sama. Pada musim panen tahun lalu, dia memperoleh gabah sebanyak 7--8 ton/hektare. Namun, untuk saat ini hanya 6--7 ton/hektare. "Saya juga tidak tahu pasti kenapa bobot padi pada musim panen tahun ini berkurang. Hampir semua petani di sini mengalami hal yang sama," kata dia.

Terancam Gagal Panen

Sementara itu, sejumlah petani jagung di Kecamatan Sragi, Lamsel, mengalami hal sebaliknya. Mereka terancam gagal panen. Pasalnya, sejak beberapa bulan terakhir ini di kecamatan tersebut tidak diguyur hujan. Sehingga, dikhawatirkan tanaman jagung petani akan menjadi layu dan mati.

Bambang (38), seorang petani jagung, mengatakan petani jagung khawatir akan gagal panen jika hujan tidak turun. Padahal, tanaman jagung milik petani sudah berumur 25--40 hari.

"Tanaman jagung kami saat ini sudah mengembang atau berbuah. Namun, jika cuaca terus kemarau kami khawatir tanaman jagung tidak akan bertahan lama dan dipastikan kami gagal panen. Padahal, modal yang kami keluarkan untuk tanam jagung cukup banyak," kata dia.

Kepala Cabang Dinas (KCD) Badan Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Sragi, Bejo Adhi Setyo, ketika ditemui Selasa (5-5), membenarkan yang dialami petani jagung. Di mana, tanaman jagung milik petani seluas 1.400 hektare terancam gagal panen. n WAN/D-3

"Jika beberapa minggu ini tidak diguyur hujan, kemungkinan tanaman jagung di daerah ini banyak yang layu dan mati. Bahkan, petani juga terancam rugi puluhan juta," kata dia.

Disinggung mengenai hasil panen padi yang bobotnya berkurang, Bejo mengatakan untuk panen padi pada tahun ini, rata-rata bobot padi memang berkurang. Hal ini disebabkan petani pada musim tanam yang lalu kesulitan mendapatkan pupuk.

Tidak ada komentar: