10 April 2010

Gabah Turun Jadi Rp 2.000 Per Kg

Gabah Turun Jadi Rp 2.000 Per Kg

Bulog Diminta Percepat Pembelian
Jumat, 9 April 2010

Semarang, Kompas - Panen raya padi kali ini tidak membuat petani gembira. Harga gabah kering panen dengan kualitas standar di tingkat petani hanya Rp 2.000 per kilogram. Harga itu lebih rendah Rp 640 per kilogram dari harga pembelian pemerintah untuk gabah kering panen.

Oleh karena itu, Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir, Kamis (8/4) di Jakarta, meminta agar Perum Bulog segera menurunkan satuan tugasnya ke lapangan untuk membeli gabah petani. ”Bila tidak, kerugian yang diderita petani akan semakin besar,” kata dia.

Di Jawa Timur, rendahnya harga GKP di tingkat petani karena gabah petani tidak terserap pengusaha penggilingan. Alasannya, dana pengusaha penggilingan macet di pasar.

Pada panen kali ini, rata-rata kadar patahan (broken) beras di sejumlah wilayah di Jatim 25-30 persen. Padahal, Bulog hanya boleh menyerap beras dengan kadar patahan 20 persen.

”Karena tidak bisa dijual ke Bulog, beras dijual ke pasar. Sayangnya, pembayaran di pasar kurang lancar sehingga pengusaha penggilingan tidak punya modal lagi,” kata Winarno.

Akibat tidak ada penyerapan, gabah petani tidak terbeli. ”Saya sudah minta Bank BRI dan Bukopin menambah alokasi kredit pada pengusaha penggilingan agar mereka bisa membeli gabah lagi,” ujarnya.

Ketua KTNA Lumajang Hartono menyatakan, kualitas GKP petani sebenarnya masuk kategori standar karena kadar air 20-25 persen. Namun, GKP dengan kualitas itu dihargai rendah oleh pedagang penggilingan. ”Kerugian petani pada musim panen kali ini besar bila pemerintah tidak segera turun tangan menaikkan harga beras,” katanya.

Dengan menghitung selisih harga jual dengan HPP rata-rata Rp 300 per kg, untuk 1 juta GKP yang tidak terserap akan mengakibatkan kerugian petani hingga Rp 300 miliar.

Pantauan per 7 April 2010 menunjukkan, harga GKP petani di Kabupaten Lumajang, Jatim, Rp 2.300 per kg. Harga GKP di Bojonegoro lebih rendah, Rp 2.000-Rp 2.150 per kg. Di Banten, juga dilaporkan rendah.

Hartono meminta Bulog segera turun tangan. Kalau perlu, mengecek ke perusahaan penggilingan untuk melihat kualitas gabah yang digiling atau turun langsung ke petani.

Melihat rendahnya harga gabah, petani minta pemerintah memperlunak kebijakan penyerapan beras. Kadar broken dikurangi dari maksimal 20 persen jadi 25 persen dan butir hampa dari 3 persen jadi 5 persen.

Menurut Sekretaris Jenderal Dewan Tani Indonesia Anggawira, pemerintah daerah seharusnya tidak tinggal diam melihat harga gabah petani jatuh. Pemda seharusnya memiliki mekanisme untuk menyelamatkan petani.

"Bulog tidak bisa dipaksa membeli beras kualitas rendah, apalagi beras Bulog akan diberikan kepada rakyat miskin dalam bentuk raskin," katanya.

Menanggapi jatuhnya harga gabah di tingkat petani, Wakil Menteri Pertanian Bayu Krisnamurthi berpendapat, itu hanya di sejumlah wilayah. Secara umum, rata-rata harga GKP per Maret 2010 masih di atas Rp 2.800 per kg.

"Karena itu harus dicari solusi, apalagi kalau sifatnya lokal,” ujarnya. (MAS/HAN)

Tidak ada komentar: