25 April 2010

Mengapa Sukapura Menjadi Tasikmalaya ?


Nama Tasikmalaya diduga muncul setelah peristiwa meletusnya Gunung Galunggung pada Oktober 1822. Berdasarkan catatan Belanda, "Topographien Dienst", Tasikmalaya berasal dari "keusik ngalayah" yang dalam bahasa Sunda berarti pasir di mana-mana. Seabad kemudian, daerah itu tumbuh sebagai pusat perekonomian di Priangan Timur.
Tasikmalaya merupakan bagian dari Kabupaten Sukapura. Kabupaten itu merupakan bentukan Mataram ketika menguasai Priangan (1620-1677). Sultan Agung memberikan daerah ini kepada Tumenggung Wiraadegdaha atas jasanya menumpas pemberontakan Dipati Ukur pada 1629-1632. Wiraadegdaha kemudian menjadi bupati pertama Sukapura dengan gelar Wiradadaha I (1633-1673).
Tahun 1832, pemerintah kolonial meminta Bupati Wiradadaha VIII (1807-1837) memindahkan pusat pemerintahan Sukapura ke Manonjaya. Perpindahan ini terkait dengan kepentingan perkebunan Hindia Belanda. Dibandingkan dengan Sukaraja, topografi Manonjaya lebih datar sehingga memudahkan pengangkutan nilam, tanaman wajib perkebunan pada masa itu.
Namun, ibu kota Manonjaya bertahan 68 tahun. Tanggal 1 Oktober 1901, pemerintah kolonial memerintahkan pemindahan ibu kota ke Afdeling Tasikmalaya, sebuah daerah di kaki Gunung Galunggung. Daerah yang bernama Tasikmalaya itu dinilai lebih luas, subur, dan indah sehingga cocok dijadikan ibu kota sekaligus untuk pengembangan perkebunan nilam.
Perpindahan ini terjadi pada masa RT Wiraadiningrat (1901-1908). Bupati yang bergelar Dalem Aria ini adalah bupati pertama yang berkedu-dukan di Tasikmalaya. Seiring dengan perkembangan Tasikmalaya, nama Sukapura diganti menjadi Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 1913. Kabupaten ini tercatat sebagai pusat Karesidenan Priangan Timur pada tahun 1925. 

Tidak ada komentar: