03 Juni 2008

SRI PERTAHANKAN PRODUKTIVITAS PADI PADA LAHAN MINIM AIR

Adilnews, Wed, 02/20/2008

Pakar pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB) Dedi Kusnadi Kalsim memperkenalkan sistem penanaman padi hemat air bernama System of Rice Intensification (SR) yang membuat produktivitas padi tetap tinggi meski pengairan tak mencukupi.

"Penghematan air dilakukan dengan memberikan sejumlah air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tanaman saja atau evapotranspirasi tanaman, ini bagus untuk daerah yang kekurangan air atau untuk pertanian di musim kemarau," kata Dedi di Jakarta, Senin.

Menurut Dedi, dari hasil uji cobanya di desa Margahayu, Tasikmalaya pada musim kering yang parah, Juni-Oktober 2006, ketika ketersediaan air irigasi dan hujan sekitar 120-186 mm per musim, petak SRI masih mampu menghasilkan 5-6 ton gabah kering giling per hektare.

Sedangkan petak yang tidak menggunakan metode tersebut hanya menghasilkan 4,6 ton.

Sedangkan uji coba pada Desember 2006-April 2007 ketika ketersediaan air irigasi dan hujan sekitar 1.790 mm per musim, petak SRI menghasilkan 6,24 ton GKG per ha, sedangkan petak non-SRI hanya 5,9 ton.

Sementara itu, uji coba pada Mei-September 2007, ketika ketersediaan air irigasi dan hujan sekitar 460-812 mm per musim, petak SRI menghasilkan 7,5 ton GKG/ha , sedangkan petak non-SRI 6,2 ton.

Metoda SRI-Jabar, kata dia, memperlihatkan nilai efisiensi manfaat air (EMA) tertinggi sebesar 1,27 kg GKG per meterkubik air, sedangkan pada sistem konvensional baik dengan pupuk organik maupun anorganik nilai EMA hanya sekitar 0,9 kg GKG per meterkubik air.

"Dengan kata lain efisiensi manfaat air metoda SRI-Jabar adalah 1,27 kali dari metoda konvensional," katanya.

Pengelolaan air dimaksud mengacu pada penghematan penggunaan air irigasi; dengan cara konvensional digunakan genangan 5-15 cm namun dengan metode SRI cukup macak-macak (genangan sekitar 0,5 cm).

Penghematan air pada budidaya padi metode SRI, lanjut dia, diharapkan dapat meningkatkan Indeks Pertanaman atau pertambahan luas tanam sehingga dengan jumlah air yang sama didapat hasil produksi yang lebih besar dibandingkan dengan konvensional.

Selain itu di musim kemarau pada saat air irigasi terbatas, diharapkan hasil produksi tidak menurun, katanya. ant

Tidak ada komentar: